Berita Ciamis, Asajabar.com – Kabupaten Ciamis, Jawa Barat menyimpan banyak situs bersejarah dan berbudaya.
Salah satunya adalah Situs Dalem Dungkut Ranggayunan, yang terletak di Desa Winduraja, Kecamatan Kawali.
Di situs ini, terdapat makam Dalem Dungkut, tokoh yang berperan dalam penyebaran Islam dan pemerintahan di wilayah Galuh Kawali.
Dalem Dungkut adalah utusan pertama dari Kesultanan Cirebon yang datang ke Galuh Kawali untuk menyebarkan agama Islam.
Ia kemudian menjadi pemimpin Galuh Kawali, setelah menikahi putri dari Prabu Jayadiningrat, raja sebelumnya.
Prabu Jayadiningrat sendiri adalah penerus dari Kerajaan Galuh, yang pindah ke Bogor dan menjadi Kerajaan Padjajaran.
Ketika Dalem Dungkut wafat, ia dimakamkan di pinggir Sungai Cimuntur, di situs yang sekarang menjadi tempat ziarah.
Situs ini dianggap sakral oleh sebagian masyarakat, karena diyakini memiliki aura magis dan mitos.
Banyak peziarah yang datang ke situs ini dari berbagai daerah di Indonesia, terutama untuk meminta kenaikan pangkat atau jabatan.
Pegiat Budaya Kawali Atus Gusmara, yang juga warga Winduraja, mengatakan bahwa situs ini sudah lama menjadi tujuan peziarah.
“Sejak dulu sampai sekarang masih sering didatangi oleh peziarah,” kata dia ketika dikutip oleh Asajabar, Minggu (10/12/2023).
Atus menambahkan bahwa peziarah yang datang ke situs ini tidak bermaksud untuk menyembah keramat, melainkan hanya menghormati karuhun (leluhur) dan bertawasul kepada Tuhan.
“Intinya menghormati karuhun, ini hanya syareat saja,” ujarnya.
Atus juga menjelaskan bahwa tidak ada ritual khusus yang dilakukan di situs ini.
Peziarah biasanya hanya berdoa di lokasi makam, lalu pulang. Di situs ini, terdapat sebuah batu yang menyerupai kursi, yang disebut batu korsi.
Batu ini konon menjadi tempat penunggu situs, dan pernah digunakan untuk menyimpan sesaji. Ada juga yang mengaku pernah melihat sosok harimau yang menduduki batu ini.
Atus mengingatkan bahwa pengunjung situs ini harus menghormati lingkungan dan tidak mengambil apa pun dari dalamnya, termasuk ranting pohon atau kayu bakar.
Menurut mitos, orang yang tidak percaya dan mengambil sesuatu dari situs ini akan mendapat malapetaka, seperti sakit atau meninggal. (TONY/ASAJABAR)