Berita Ciamis, Asajabar.com – Para petani di Ciamis menyambut gembira kenaikan harga beras yang terjadi di berbagai daerah.
Emod Jumad, seorang petani Ciamis, mengungkapkan rasa syukurnya karena kenaikan harga ini berdampak positif pada pendapatan mereka.
Dengan harga beras yang kini mencapai Rp 17.000 per kilogram, petani merasa terbantu mengingat biaya produksi dari penanaman hingga panen cukup besar.
Emod menyatakan bahwa harga gabah saat ini adalah Rp 1.000.000 per kuintal, yang menghasilkan sekitar 65 kilogram beras.
“Jika dihitung dengan harga beras saat ini, pendapatan kotor kami bisa mencapai Rp 1.105.000 per kuintal gabah,” kata Emod kepada Asajabar, Rabu (6/3/2024).
Emod, yang memiliki sawah seluas 100 bata, mampu menghasilkan 6 kuintal gabah. Dari jumlah tersebut, ia bisa mendapatkan 390 kilogram beras, yang jika dijual dengan harga saat ini, pendapatan kotor sebesar Rp 6.630.000.
Namun, pendapatan tersebut belum termasuk biaya operasional, yang meliputi:
1. Pembuatan galengan sawah: Rp 200.000
2. Bajak sawah dengan traktor: Rp 350.000
3. Ngagarokan dan tanam mundur: Rp 500.000
4. Pupuk urea dan TSP: Rp 280.000
5. Pemeliharaan dan pembersihan: Rp 500.000
6. Konsumsi: Rp 700.000
7. Panen: Rp 500.000
8. Menggiling padi: Rp 70.000 per kuintal
Setelah memperhitungkan biaya operasional selama 100 hari yang mencapai Rp 3.450.000, Emod menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp 3.180.000.
“Keuntungan Rp 3.180.000 ini adalah hasil bersih setelah dipotong biaya operasional dari awal hingga akhir masa panen,” jelas Emod.
Kenaikan harga beras ini memberikan angin segar bagi para petani yang telah mengeluarkan banyak biaya untuk produksi.
Mereka berharap kenaikan harga beras ini akan terus berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas bagi kesejahteraan petani di Indonesia. (TONY/ASAJABAR)