Berita Ciamis, Asajabar.com – Bawaslu Kabupaten Ciamis mendorong KPUD untuk memberikan akses yang ramah terhadap para penyandang disabilitas atau difabel.
Salah satunya seperti tempat pemungutan suara (TPS) harus didesain ramah bagi penyandang disabilitas,” kata Samsul Maarif selaku Komisioner Bawaslu Ciamis Bidang Pengawasan, Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga, Rabu (1/3/2023).
“Penyandang disabilitas atau difabel mempunyai hak dan kesempatan yang sama di Pemilu 2024 yang akan datang.
Samsul mengatakan, Bawaslu RI juga telah mendorong para peserta Pemilu 2024 untuk menyediakan penerjemaah.
“Supaya para sahabat disabilitas paham dan mengerti apa isi dari kampanye tersebut, terutama bagi penyandang disabilitas tunawicara.
Samsul juga menyinggung soal sinkronisasi data pemilih disabilitas.
“Menurut dia, saat ini sedang tahapan pencocokan dan penelitian (Coklit), ini harus betul-betul dilaksanakan oleh KPUD.
Dengan adanya Coklit yang dilakukan oleh Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) ini bisa menjadikan data bagi KPUD untuk penentuan lokasi TPS.
“Ketika pelaksanaan dalam setiap tahapan Pemilu 2024 sampai nanti pencoblosan di TPS itu diharapkan sudah tidak ada lagi ketidaksesuaian data.
Didalam Coklit ada kolom bagi penyandang disabilitas, kolom tersebut harus betul-betul diisi oleh Pantarlih.
Supaya nantinya data tersebut jelas, seperti penyandang disabilitasnya apa?,” ungkap Samsul.
Selanjutnya KPUD juga harus bisa mengayomi dan memberikan hak yang sama bagi penyandang disabilitas dalam menggunakan hak pilih di TPS.
Samsul menuturkan bahwa di TPS harus ada pendamping bagi pemilih disabilitas.
Kemudian pendampingnya juga jangan mengarahkan kepada calon tertentu, ini harus jadi perhatian ketika pelaksanaan pencoblosan, karena itu sangat rawan,” ungkap Samsul.
Ketua PPDI Disabilitas Kabupaten Ciamis, Dodo Zakaria meminta ke KPUD Ciamis supaya ada perbaikan data dan pemutakhiran data bagi pemilih disabilitas.
“Jangan sampai permasalahan di Pemilu 2019 terulang kembali karena tidak adanya sinkronisasi data.
Dodo meminta supaya Pantarlih lebih detail lagi ketika melaksanakan Coklit, harus detail mempertanyakan apakah didalam keluarga tersebut ada penyandang disabilitas.
Ia juga mengaku bahwa dirinya selalu menginggatkan rekan-rekan disabilitas untuk tidak malu mengakui bahwa dirinya penyandang disabilitas.
Jadi kata Dodo, setiap tahunnya angka penyandang disabilitas selalu bertambah, rata-rata ada 2 persen penyandang disabilitas baru, mereka akibat kecelekaaan, bukan bawaan lahir.
Maka dari itu rata-rata didata awalnya normal (bukan kategori disabilitas), namun karena mengalami kecelakaan sehingga membuat dirinya menjadi penyandang disabilitas. (Tony)