Berita Ciamis, Asajabar.com – Universitas Galuh (Unigal) telah mengadakan lokakarya pada Kamis, 5 Desember 2024, yang dihadiri oleh para pejabat struktural akademik di lingkungan universitas.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peninjauan ulang kurikulum agar lebih sesuai dengan kebutuhan stakeholder, situasi, dan kondisi terkini.
Rektor Universitas Galuh, Prof. Dr. Dadi, M.Si menjelaskan bahwa kurikulum yang ada saat ini dinilai belum sepenuhnya mewakili harapan masyarakat dan tantangan global. Oleh karena itu, dalam lokakarya ini diundang beberapa narasumber dengan keahlian yang relevan.
Narasumber pertama, Kornel Soemardi, adalah pakar dalam bidang pemasaran internasional. Narasumber kedua, Setra, ahli dalam strategi manajemen mikro. Narasumber ketiga, Dr. Hj. Irma Bastaman, dikenal dengan inovasinya dalam membangun daya tarik melalui pendekatan kreatif.
Narasumber terakhir membahas pentingnya menjaga relevansi antara aspek lokal dan global, khususnya dalam kaitannya dengan budaya.
Prof. Dadi menekankan bahwa hasil utama lokakarya ini adalah penguatan positioning Universitas Galuh agar tetap eksis, bertahan, dan menjadi pilihan utama bagi calon mahasiswa.
“Kami ingin Unigal menjadi kampus yang langsung diingat ketika seseorang berpikir untuk melanjutkan pendidikan tinggi,” ujar Prof. Dadi.
Langkah awal yang direncanakan adalah meninjau tren mahasiswa saat ini, menyadari kebutuhan perubahan, dan mengembangkan kurikulum yang relevan untuk masa kini dan masa depan.
Kurikulum baru nantinya akan mencakup dua aspek utama, yaitu relevansi terhadap dunia kerja dan teknologi, serta kekuatan internal universitas, terutama dalam visi misi konservasi budaya dan lingkungan.
Universitas Galuh juga berkomitmen menjadikan Gunung Sawal sebagai pusat pengembangan keilmuan dalam aspek konservasi lingkungan dan budaya.
“Kami ingin Unigal dikenal sebagai universitas yang unggul dalam aspek sosial, lingkungan hidup, dan budaya,” tambahnya.
Melalui adaptasi ini, Universitas Galuh berharap dapat terus diminati oleh calon mahasiswa dan bersaing dengan perguruan tinggi lain yang juga tengah berbenah.
“Pilihannya sederhana: beradaptasi dan berubah, atau mati. Sebelum itu terjadi, kami memilih untuk beradaptasi dan terus berkembang,” tegas Prof. Dadi.
Dengan langkah ini, Universitas Galuh optimis mampu menghadapi tantangan zaman dan menjawab kebutuhan masyarakat di masa mendatang.