Berita Ciamis, Asajabar.com – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Ciamis mencatat peningkatan minat pria untuk mengikuti program Keluarga Berencana (KB) metode operasi pria (MOP) atau vasektomi. Sepanjang tahun 2024, tercatat sebanyak 293 pria dari berbagai kecamatan telah mengikuti program tersebut.
Plt Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga DP2KBP3A Ciamis, Dede Iyet Rohaeti, mengatakan bahwa vasektomi kini semakin diterima masyarakat, terutama setelah adanya dukungan dan penjelasan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
“Awalnya memang sempat ada pro dan kontra, terutama dari kalangan ulama. Namun setelah ada fatwa MUI, kami lebih mudah memberikan edukasi kepada masyarakat, sehingga kini lebih diterima,” ujar Dede, Jumat (23/5/2025).
Untuk tahun 2025, pihaknya menargetkan 12 peserta vasektomi. Target tersebut telah tercapai pada pelaksanaan terakhir di RSU Dadi Keluarga baru-baru ini.
Prosedur dan Persyaratan Vasektomi
Dede menjelaskan, vasektomi merupakan salah satu metode kontrasepsi mantap (kontap) yang bersifat permanen. Meskipun dapat dikembalikan melalui operasi penyambungan saluran sperma, prosedur tersebut memerlukan biaya tinggi dan hanya bisa dilakukan di rumah sakit tertentu, seperti di Bandung.
“Vasektomi diperuntukkan bagi pria berusia di atas 35 tahun, memiliki minimal dua anak, dan anak bungsu sudah melewati masa balita. Prosedur ini dilakukan secara sukarela, tanpa paksaan,” jelasnya.
Peserta KB pria umumnya berasal dari edukasi berkelanjutan yang dilakukan petugas lapangan, termasuk melalui paguyuban KB pria. Selain alasan kesadaran, ada juga peserta vasektomi yang memilih metode ini karena sang istri memiliki kondisi kesehatan tertentu, seperti hipertensi.
Proses dan Fasilitas
Menurut Dede, masa pemulihan pasca operasi vasektomi berlangsung sekitar tiga hari. Peserta mendapatkan santunan sebesar Rp450 ribu selama masa pemulihan dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Usai operasi, pasien disarankan menggunakan kondom dalam 20 kali hubungan pertama untuk memastikan efektivitas kontrasepsi.
“Selama ini memang ada kasus kegagalan, namun sangat kecil. Umumnya pasangan tetap bisa menerima jika hal tersebut terjadi,” ungkapnya.
Dominasi KB Suntik dan Pil
Sementara itu, metode KB yang masih paling diminati masyarakat Ciamis adalah suntik dan pil. Namun, pemerintah terus mendorong penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD dan implan, karena lebih efisien secara anggaran dan daya tahan.
“IUD bisa bertahan hingga delapan tahun, dan implan sampai tiga tahun. Berbeda dengan pil atau suntik yang membutuhkan pengeluaran rutin bulanan,” kata Dede.
Data Peserta KB Tahun 2024 di Ciamis:
• Suntik: 86.234
• Pil: 33.101
• IUD: 17.748
• Implan: 11.464
• MOW (Metode Operasi Wanita): 8.206
• MOP (Vasektomi): 293
• KDM (Kondom): 3.478
Dengan capaian lebih dari 79 persen peserta aktif, DP2KBP3A Ciamis menilai kesertaan KB di daerahnya cukup baik. Dede berharap masyarakat yang sudah memiliki dua anak atau lebih dapat segera mengikuti program KB demi kesejahteraan keluarga. (TONY)