Berita Ciamis, Asajabar.com – Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Cimaragas membenarkan adanya dugaan kekerasan yang menimpa seorang siswi kelas 11 berinisial I.
Kepala Sekolah SMAN 1 Cimaragas, Mara Sukmara menyebutkan bahwa kasus tersebut merupakan konflik pribadi antara siswi inisial I dan siswa inisial J. Jadi mereka pacaran dikelas,” ucapnya kepada Asajabar ketika dikonfirmasi, Senin (19/2/2024).
Menurut Mara, alasan guru BK menegur korban lantaran kasus tersebut tidak ingin menjadi bola liar di media sosial.
“Kami malu dengan viralnya kasus ini di media sosial, yang dapat memperburuk situasi, karena ketika sudah sampai di media sosial akan menjadi bola liar yang panas,” ungkapnya.
Mara Sukmara berharap kejadian ini menjadi pelajaran bagi sekolah dan menyesalkan pernyataan-pernyataan yang beredar di luar yang tidak mewakili secara keseluruhan yang terjadi di sekolah,” katanya.
“Kami juga menghormati proses hukum yang sedang berjalan,” tambahnya.
Mara juga mengungkapkan bahwa pihak sekolah telah datang ke rumah korban, untuk melakukan upaya menyelesaikan permasalahan tersebut.
Sebelumnya Mara mengaku mendengar adanya kasus tersebut dari pihak Kepala Desa.
“Ketika kejadian saya juga tahu dari Kepala Desa, karena pada saat itu saya sedang melakukan rapat. Saya kaget dan terus terang malu dengan adanya kasus tersebut,” ucap dia.
Salah satu keluarga korban, Aan Rohyandi, menyatakan kekecewaannya terhadap penanganan kasus oleh pihak sekolah.
“Saya kecewa karena kepala sekolah baru mengetahui kasus ini dari saya, bukan dari laporan guru,” kata Aan Rohyandi.
Aan Rohyandi menilai bahwa tanggung jawab sekolah tampak tidak ada, karena pasca penganiayaan yang terjadi dikelas tersebut, korban diantar pulang oleh teman-temannya, bukan oleh pihak sekolah.
“Saya kecewa dengan respon lambat sekolah, mereka seharusnya lebih cepat tanggap dan memberikan perhatian kepada korban,” ujar Aan Rohyandi.
Menurut informasi, korban berinisial I dipegang tangannya hingga tidak berdaya oleh pelaku berinisial J, kemudian dipukul dan ditendang didalam kelas hingga disaksikan oleh teman-teman kelasnya.
“Korban mengalami trauma yang mendalam, dan ini bukan kejadian pertama,” ungkap Aan yang diketahui menjabat sebagai Kepala Desa Cimaragas.
Korban mengaku telah mengalami penganiayaan berulang kali, termasuk didorong ke tempat tidur di rumah pelaku.
Korban saat ini mengalami gangguan psikologis dan tidak bersekolah. Kasus ini juga telah dilaporkan ke Polres Ciamis oleh ibu korban.
Korban mengalami luka lebam di bagian paha, tangan, lutut, dan memar kebiruan. Visum telah dilakukan di Puskesmas terdekat. (TONY/ASAJABAR)