Berita Ciamis, Asajabar.com – Tatang Djauhari, seorang pengusaha perumahan di Ciamis, menilai bahwa potensi perumahan terus berkembang dari waktu ke waktu.
Menurutnya, kepemilikan rumah tidak hanya terpusat di perkotaan, tetapi juga merata hingga ke pelosok daerah, sejalan dengan target pemerintah untuk menyediakan 1 juta perumahan subsidi yang semakin mendekati realisasi.
Namun, Tatang mengungkapkan bahwa tantangan yang dihadapi oleh sektor perumahan di Ciamis adalah kurangnya perusahaan industri.
“Syarat utama untuk kredit perumahan adalah memiliki pendapatan atau pekerjaan,” ujarnya, Rabu (15/5/2024).
Dengan demikian, bertambahnya jumlah perusahaan industri akan meningkatkan minat terhadap kredit perumahan.
Tatang juga menyambut positif wacana pembangunan industri garmen di wilayah Ciharalang, Cijeungjing, yang diperkirakan akan menyerap seribu tenaga kerja.
“Pembangunan industri memberikan angin segar bagi kami sebagai pengusaha perumahan atau properti, karena akan ada banyak pekerja yang membutuhkan tempat tinggal,” tambahnya.
Di sisi lain, salah satu masalah yang mengurangi minat terhadap kredit perumahan adalah beban cicilan yang meningkat setiap tahun seiring dengan kenaikan UMK.
“Namun, kami mengikuti aturan pemerintah. Semoga pihak perbankan dapat menemukan solusi agar cicilan tidak membebani masyarakat, misalnya dengan menawarkan jangka waktu cicilan 20-25 tahun, sehingga daya beli masyarakat menjadi lebih terjangkau,” harap Tatang.
Funding Service United Bank Tabungan Negara (BTN) Cabang Tasikmalaya, Fajar Susilo berpendapat bahwa peluang bisnis perumahan di Ciamis sangat menjanjikan.
“Ciamis berada di posisi tengah antara Tasik dan Pangandaran, sehingga peluang bisnis propertinya cukup menarik,” ujar Fajar.
Namun, ia menambahkan bahwa para pengembang perumahan di Ciamis harus banyak berkolaborasi dengan instansi dan industri.
“Kebanyakan penduduk di sini adalah pegawai negeri sipil, dan jarang ada industri besar. Perusahaan swasta cenderung lebih banyak bergerak di sektor UMKM,” jelas Fajar.
Oleh karena itu, pengembang harus mampu berinovasi dan berkolaborasi.
“BUMN siap membangun negeri ini untuk masyarakat, agar semua bisa berkecukupan dan memiliki kehidupan yang layak,” tutupnya. (TONY/ASAJABAR)