Berita Ciamis, Asajabar.com – Tingkat partisipasi masyarakat Kabupaten Ciamis dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) masih tergolong rendah. Berdasarkan data sebelumnya, Ciamis hanya mencatat 2 persen partisipasi dan berada di urutan ke-23 dari 27 kabupaten/kota di Jawa Barat.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinas Kesehatan (Dinkes) Ciamis, dr. Eni Rochaeni, mengakui rendahnya capaian tersebut.
Menurutnya, sejumlah kendala menjadi faktor utama, di antaranya akses geografis, keterbatasan perangkat teknologi, hingga minimnya kesadaran masyarakat.
“Awalnya program ini menggunakan aplikasi Satu Sehat sehingga masyarakat wajib memiliki akun. Kendala muncul karena banyak warga, khususnya usia produktif dan lansia, tidak memiliki ponsel atau sulit mengakses aplikasi. Akhirnya, mekanisme diganti dengan sistem manual melalui puskesmas,” jelas dr. Eni, Sabtu (16/8/2025).
Eni menambahkan, program CKG sebenarnya telah menyasar tiga kelompok masyarakat, yakni ibu hamil dan balita, anak-anak hingga remaja, serta usia produktif dan lansia. Pemeriksaan dilakukan secara berbeda, mulai dari deteksi dini stunting untuk bayi baru lahir hingga pemeriksaan penyakit tidak menular pada orang dewasa.
“Untuk ibu hamil, bayi, dan balita, pemeriksaan sudah dilakukan di posyandu. Bedanya sekarang lebih lengkap karena ada tambahan deteksi dini risiko stunting. Sementara untuk remaja dan usia produktif, pemeriksaan difokuskan pada penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes,” ujarnya.
Dinkes Ciamis kini mengubah strategi dengan jemput bola ke desa-desa, sekolah, serta lokasi keramaian. Cara ini dinilai lebih efektif dibanding hanya menunggu masyarakat datang ke puskesmas.
“Tim puskesmas sekarang turun langsung, seperti saat masa skrining COVID-19 dulu. Jadi, di setiap sekolah, desa, hingga kegiatan masyarakat, kami buka gerai cek kesehatan gratis,” kata dr. Eni.
Selain itu, promosi melalui media sosial juga terus dilakukan meski belum menjangkau seluruh sasaran. Untuk memperluas layanan, laporan pemeriksaan manual dari posyandu dan puskesmas kini diintegrasikan kembali ke aplikasi Satu Sehat.
Berkat langkah jemput bola tersebut, dalam sepekan terakhir partisipasi masyarakat meningkat dari 2 persen menjadi 3,7 persen, sehingga posisi Ciamis naik ke urutan ke-20 se-Jawa Barat.
Dinkes Ciamis menargetkan cakupan program CKG bisa mencapai 40 persen pada Desember 2025, sesuai target nasional.
“Harapannya, tahun ketiga nanti seluruh masyarakat bisa terlayani 100 persen,” pungkas dr. Eni.