Berita Ciamis, Asajabar.com – Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Ciamis mencatat capaian penghimpunan Zakat, Infak, dan Sedekah (ZIS) sebesar Rp 24,3 miliar hingga akhir November 2025.
Angka tersebut telah melampaui target penghimpunan ZIS tahun 2025 yang ditetapkan sebesar Rp 24 miliar.
Ketua BAZNAS Ciamis, H. Lili Miftah, menyampaikan bahwa capaian ini merupakan hasil kerja keras para amil serta penguatan berbagai program penghimpunan yang dijalankan sepanjang tahun.
“Usaha kita tidak pernah kendor. Tenaga profesional kita terus kita pacu untuk meningkatkan kinerja, dan otomatis buahnya adalah peningkatan penghimpunan,” ujarnya.
Program Kenclengnisasi Dongkrak Penghimpunan
Lili menuturkan bahwa program kenclengnisasi pengelolaan kotak infak secara profesional hingga tingkat desa menjadi faktor besar dalam kenaikan penghimpunan tahun ini.
“Setelah kenclengnisasi berjalan, yang tadinya hanya bisa 4 juta tiba-tiba bisa 30 juta. Ada yang naik sampai 300 persen, bahkan 400 persen,” jelasnya.
Saat ini kenclengnisasi telah diterapkan di 70–80 desa dari total 260 desa di Kabupaten Ciamis.
Prosesnya dilakukan bertahap karena membutuhkan sosialisasi menyeluruh kepada kepala desa, ulama, UPZ, dan masyarakat.
BAZNAS menargetkan kenclengnisasi dapat menjangkau 100 desa pada 2025, dan dilanjutkan ke seluruh desa pada 2026.
“Pegawai kita tahun ini sering tidak bertemu hari Sabtu dan Minggu karena turun ke lapangan. Sosialisasi itu butuh proses, tidak bisa ujug-ujug,” kata Lili.
Ia menegaskan bahwa tidak ada keluhan dari masyarakat. Sebaliknya, masyarakat merasa bangga karena hasil penghimpunan kembali disalurkan untuk kebutuhan warga di desa masing-masing.
Kampung Zakat dan Penguatan Ekonomi Syariah Desa
BAZNAS Ciamis juga mengembangkan program Kampung Zakat. Dari target 10 Kampung Zakat tahun ini, 8 sudah terealisasi, dan dua lainnya segera dituntaskan.
Di sisi lain, kerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI) memperkuat layanan keuangan syariah di desa. UPZ kini menjadi gerbang ekonomi syariah melalui agen, sehingga masyarakat dapat menabung dan bertransaksi langsung di desa.
“Ini untuk mempercepat layanan dan memudahkan para muzakki dari sektor ekonomi mikro agar bisa naik kelas. Program ini memerlukan dukungan besar, dan Alhamdulillah BSI sudah masuk,” ungkapnya.













