Berita Ciamis, Asajabar.com – Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Ciamis optimis untuk meraih kembali predikat Kabupaten Layak Anak (KLA) di Tahun 2023.
Meskipun tengah dihadapkan dengan beberapa kasus seperti pelecehan seksual, pencabulan dan kekerasan terhadap anak.
Namun penetapan predikat KLA tidak dipengaruhi dengan banyak maupun sedikitnya kasus,” ujar Kabid PPA (DP2KBP3A) Ciamis melalui Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat Ahli Muda, Drs. H. Mokhamad Syaiful Bakhri, M.Si kepada Asajabar, Rabu (7/6/2023).
“Salah satu yang menjadi indikator penetapan KLA tersebut yakni bagaimana caranya dalam menindaklanjuti sebuah kasus hingga melakukan pendampingan.
Misalkan ketika ada kasus kita tindaklanjuti, hingga melakukan pendampingan dan lain sebagainya,” kata Syaiful.
Jadi meskipun banyak kasus juga tidak akan mempengaruhi, yang terpenting adalah kinerja DP2KBP3A itu sendiri.
Ketika menerima laporan kasus, kita tindaklanjuti dan mendampingi korban hingga tuntas, baik pendampingan hukum, kesehatan, maupun pendampingan secara psikologis.
Menurut Syaiful, pengelolaan PPA DP2KBP3A Ciamis sudah sesuai SOP, ketika ada kasus tidak dibiarkan begitu saja, bahkan melakukan pengelolaan secara baik.
Sejak Tahun 2017-2022, Kabupaten Ciamis telah ditetapkan sebagai Kabupaten Layak Anak (KLA) predikat Pratama.
“Alhamdulilah sudah berturut-turut mempertahankan predikat tersebut selama 5 tahun.
DP2KBP3A Ciamis Akui Telah Menerima Lebih Dari 10 Kasus Sejak Januari-Mei 2023.
Syaiful mengaku bahwa pihaknya telah menerima laporan lebih dari 10 kasus terhadap anak yang dilaporkan ke Dinas DP2KBP3A.
“Kita telah menerima laporan kasus yang didominasi kasus pelecehan seksual atau pencabulan dan sisanya kekerasan terhadap fisik.
Dari beberapa kasus tersebut kita lakukan pendampingan terhadap korban.
“Kita lakukan pendampingan secara hukum, kesehatan, maupun pendampingan secara psikologis dari psikolog Bandung,” ujarnya.
Syaiful mengakui bahwa fenomena kasus-kasus yang menimpa anak tersebut ibarat fenomena gunung es.
“Maka dari itu ia juga meminta peran serta dari semua pihak supaya tidak terjadinya lagi kasus-kasus tersebut.
Pihaknya juga mengaku selalu melakukan sosialisasi terkait perlindungan perempuan dan anak, supaya meminimalisir kasus tersebut. (TONY/ASAJABAR)