Berita Ciamis, Asajabar.com – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Ciamis melalui Bidang Hortikultura dan Perkebunan akan menggelar bimbingan teknis (Bimtek) bagi petani tembakau dan cengkeh. Kegiatan ini memanfaatkan anggaran Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) tahun 2025.
Kepala Bidang Hortikultura dan Perkebunan, Ekawati Diah Utami, menjelaskan bahwa Bimtek direncanakan berlangsung mulai 20 Agustus hingga 29 Agustus 2025 di lima lokasi, yakni Kecamatan Banjarsari, Sukamantri, Panawangan, Banjaranyar, dan Pamarican.
“Untuk tembakau, kegiatan akan digelar di Sukamantri dan Pamarican, sementara untuk cengkeh di Panawangan dan Banjaranyar. Setiap kegiatan diikuti sekitar 40 peserta,” ujar Ekawati, Selasa (18/8/2025).
Dalam Bimtek tersebut, petani akan mendapatkan materi terkait budidaya, pengelolaan pascapanen, penyediaan sarana prasarana, serta peningkatan kualitas produksi. Selain itu, peserta juga akan difasilitasi dengan peralatan seperti mesin perajang, peralatan pertanian, hingga alat pembersih rumput.
Ekawati menambahkan, pengembangan tembakau di Ciamis memiliki nilai historis karena wilayah ini merupakan salah satu sentra tembakau tertua di Jawa Barat sebelum berkembang di daerah lain seperti Garut. Oleh karena itu, Bimtek tidak hanya difokuskan pada peningkatan pendapatan jangka pendek, tetapi juga pada regenerasi petani muda.
“Sekarang banyak petani tembakau sudah berusia lanjut. Melalui Bimtek ini, kita dorong anak-anak muda ikut membudidayakan tembakau agar ada kesinambungan. Kita juga tekankan pentingnya kualitas daun tembakau karena standar mutu sangat berpengaruh pada harga jual,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menyebut bahwa DBHCHT tahun 2025 melalui PMK Nomor 72 memberikan keleluasaan penggunaan anggaran, tidak hanya untuk tembakau tetapi juga bisa dikembangkan pada komoditas lain yang mendukung ketahanan pangan. Meski demikian, tahun ini DPKP Ciamis tetap memprioritaskan pengembangan cengkeh dan tembakau.
Ekawati berharap, melalui Bimtek ini para petani mampu meningkatkan kualitas budidaya sehingga hasil produksi memiliki nilai jual lebih tinggi.
“Pesan kami, manfaatkan pelatihan ini dengan baik. Semoga ilmu yang diperoleh bisa diterapkan di lapangan agar produksi tembakau dan cengkeh lebih berkualitas dan kesejahteraan petani semakin meningkat,” pungkasnya.