Berita Ciamis, Asajabar.com – Situs Bojong Galuh Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, menjadi pusat perayaan Milangkala Gong Perdamaian Dunia yang ke-15, Senin (9/9/2024).
Acara tahunan ini dihadiri oleh Penjabat (Pj) Bupati Ciamis, Engkus Sutisna, bersama berbagai tokoh budaya dari dalam dan luar Kabupaten Ciamis.
Dengan tema “Kebersamaan untuk Perdamaian,” acara ini menegaskan komitmen terhadap harmonisasi antarumat manusia.
Gong Perdamaian, yang dikenal sebagai simbol persaudaraan dan perdamaian, pertama kali dibunyikan oleh Presiden dan Wakil Presiden RI pada 31 Desember 2002 di Bali.
Gong yang sama kemudian dibunyikan kembali di Jenewa, Swiss, pada 5 Februari 2003, untuk membuka Global Summit One Piece Through Tourism. Sejak saat itu, Gong Perdamaian dibawa keliling dunia untuk menyebarluaskan pesan perdamaian.
Ciamis menjadi satu-satunya kabupaten di Jawa Barat yang memiliki Gong Perdamaian Dunia, yang telah berdiri sejak 9 September 2009.
Lokasi penempatan gong di Karangkamulyan tidak terlepas dari sejarah panjang Kerajaan Galuh, yang berdiri antara tahun 600 hingga 1500 Masehi. Karangkamulyan dipilih sebagai lokasi karena dianggap sebagai cikal bakal perdamaian dunia.
Dalam sambutannya, Pj Bupati Ciamis, Engkus Sutisna, menyatakan bahwa Gong Perdamaian merupakan simbol penting dalam menyebarkan pesan perdamaian di seluruh dunia.
Ia berharap perayaan ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya perdamaian dan kebersamaan, tanpa memandang ras, suku, agama, atau batasan lainnya.
“Peringatan Milangkala Gong Perdamaian ini dapat menjadi momentum untuk kebangkitan perdamaian, mengingatkan kita akan arti penting kedamaian dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,” ujar Engkus Sutisna.
Ia berharap, peringatan ini bisa menginspirasi tidak hanya masyarakat Tanah Galuh, tetapi juga di berbagai belahan dunia.
Kegiatan perayaan ini diisi dengan berbagai acara budaya dan pementasan, melibatkan tokoh-tokoh lokal serta tamu undangan dari luar daerah.
Acara ini tidak hanya merayakan simbol perdamaian, tetapi juga memperkenalkan budaya lokal kepada publik yang lebih luas.
Gong Perdamaian Dunia menjadi simbol yang menghubungkan berbagai bangsa dalam satu tujuan mulia, yaitu perdamaian.
Perayaan tahun ini diharapkan dapat memperkuat tekad masyarakat untuk menjaga dan meneruskan pesan perdamaian yang telah dibawa oleh gong ini.
Engkus Sutisna mengajak semua pihak untuk terus mendukung upaya-upaya perdamaian dan kebersamaan. Dengan adanya Gong Perdamaian di Ciamis, diharapkan wilayah ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam menciptakan suasana damai dan harmonis.
Perayaan Milangkala Gong Perdamaian Dunia ini ditutup dengan harapan besar agar semangat perdamaian yang digaungkan melalui Gong Perdamaian dapat terus bergema dan mempengaruhi masyarakat di seluruh dunia untuk hidup dalam kedamaian. (TONY/NHA/ASAJABAR)