Mengajar di Ujung Indonesia, Kisah Inspiratif Diana Ati di Kampung Atti Papua

- Penulis

Sabtu, 19 Oktober 2024 - 12:49 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Diana Cristiana Da Costa Ati Guru Penggerak di Kabupaten Mappi. (FOTO: Puslapdik Kemendikbud)

Diana Cristiana Da Costa Ati Guru Penggerak di Kabupaten Mappi. (FOTO: Puslapdik Kemendikbud)

Mappi, ASAJabar – Diana Cristiana Da Costa Ati, seorang gadis asal Timor Leste, memilih perjalanan hidup yang tak biasa. Sejak 2018, Diana menjadi Guru Penggerak di Kabupaten Mappi, Papua Selatan, dalam program inisiatif Bupati Mappi, Kristosimus Yohanes Agawemu, yang bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Kini, ia menetap di Kampung Atti, sebuah desa terpencil di Distrik Minyamur, dengan misi mengubah masa depan pendidikan anak-anak di sana.

Kampung Atti menghadapi tantangan pendidikan yang serius. Ketika pertama kali datang, Diana menemukan bahwa siswa di SDN Atti, sekolah dasar satu-satunya di kampung, belum bisa membaca. Bahkan mereka yang duduk di kelas enam. Infrastruktur yang minim memperburuk situasi.

SDN Atti memiliki tiga ruang kelas, tetapi meja dan kursi yang memadai sangat terbatas. Sehingga membuat sebagian besar siswa harus duduk di lantai selama pelajaran berlangsung.

Diana, bersama dua rekan guru penggerak lainnya, Fransiska Erlyansi Bere dan Oktofianus Halla, bekerja keras untuk memberantas buta huruf dan mengajarkan dasar-dasar berhitung kepada anak-anak.

Namun, tantangan tidak hanya datang dari fasilitas yang kurang, mereka juga harus berhati-hati dalam menjalankan tugas. Mengingat simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih memiliki pengaruh kuat di wilayah tersebut. 

Suatu ketika, Diana bahkan harus menghadapi ancaman fisik dari seorang siswa kelas enam yang mencoba menyerangnya saat sedang mengajar.

Meski demikian, semangat Diana tak goyah. “Mengajar di sini bukan hanya tentang pendidikan formal, tetapi juga membangun karakter dan nasionalisme di tengah tantangan yang ada,” ungkapnya dikutip MindsetVIVA dari E-Booklet 15th SATU Indonesia Awards, Senin (18/10).

Inisiatif Diana dan Dukungan Sosial

Selain kekurangan fasilitas, salah satu kendala terbesar di Kampung Atti adalah keterbatasan akses terhadap alat tulis dan buku pelajaran.

Setelah masa jabatan Bupati Kristosimus berakhir pada 2022, dukungan pemerintah terhadap program pendidikan di Mappi mulai melemah. Sehingga membuat suplai bahan belajar tak lagi lancar.

Untuk mengatasi masalah ini, Diana berinisiatif meminta donasi melalui media sosial, mengajak para donatur untuk menyumbang buku, alat tulis, dan pakaian layak pakai. 

Diana juga sering menggunakan sebagian dari gajinya untuk menutupi kebutuhan belajar mengajar di kampung ini.

Bagi Diana, pendidikan adalah kunci untuk membuka masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak Kampung Atti. 

“Program yang kami jalankan sekarang adalah pondasi awal. Harapannya, ke depan, pendidikan di sini akan sejalan dengan kurikulum di kota besar,” jelasnya.

Pencapaian Diana Cristiana Da Costa Ati dan Dampak Berkelanjutan

Dampak dari dedikasi Diana tak dapat dipandang sebelah mata. Saat pertama kali tiba di SDN Atti, ia mengajar 65 siswa. Pada 2022, 24 anak berhasil melanjutkan pendidikan ke tingkat SMP.

Sedangkan pada 2023, ada 14 siswa yang mengikuti jejak mereka. Peningkatan literasi menjadi salah satu pencapaian penting yang dirasakan oleh masyarakat Kampung Atti. Banyak yang mengucapkan terima kasih kepada Diana dengan memberikan bahan makanan seperti singkong, daun ubi, hingga ulat sagu kepada Diana dan kolega.

Salah satu anggota Badan Musyawarah Kampung Atti, Willem Pasim, menyatakan rasa syukurnya atas kehadiran Diana. 

“Anak-anak sekarang sudah bisa membaca, bahkan yang masih kecil sekalipun,” tuturnya.

Bagi Diana, hidup di pedalaman Papua bukanlah sekadar pekerjaan. Pengabdiannya jauh melampaui karier di kota besar.

“Hidup tak melulu soal uang atau karier yang mentereng. Mengabdi untuk sesama adalah panggilan hati,” ujar Diana.

Bahkan saat libur ke kampung halaman di Atambua, ia selalu ingin segera kembali ke Kampung Atti, tempat ia merasa telah jatuh hati.

Kiprah Diana dalam memajukan pendidikan di daerah terpencil ini membawa penghargaan SATU Indonesia Awards 2023 dari Astra, sebuah apresiasi bagi mereka yang telah berkontribusi signifikan dalam mendukung keberlanjutan di bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi. *EL

Baca Juga :  Menteri ATR/BPN Buka Rapat Perdana Proyek LANDLAB

Berita Terkait

Menteri ATR/BPN Buka Rapat Perdana Proyek LANDLAB
Menteri ATR/BPN Imbau Warga Jaga Sertipikat Tanah, Jangan Asal Tanda Tangan
Menteri ATR/BPN Serahkan 811 Sertipikat Konsolidasi Tanah di Parangtritis
Dirjen PHPT Tekankan Pentingnya Pola Pikir Adaptif dalam Era Transformasi Digital
Wamen ATR/BPN Ajak Taruna STPN Jadi Pemimpin yang Membumi dan Berkarakter
Wamen ATR/BPN Tinjau Layanan Pertanahan di Kulon Progo
Percepat Sertifikasi Tanah, Menteri ATR/BPN Serahkan 875 Sertipikat di Sumatera Utara
Kementerian ATR/BPN Anugerahkan WTAB kepada 11 Kantor Pertanahan Berintegritas

Berita Terkait

Rabu, 14 Mei 2025 - 13:03 WIB

Pelepasan Siswa MAN 2 Ciamis Digelar Sederhana, Dana Perpisahan Jadi Sorotan

Rabu, 7 Mei 2025 - 08:29 WIB

Dinas Pendidikan Ciamis Tekankan Peran Guru dalam Suksesnya FLS3N

Rabu, 23 April 2025 - 17:21 WIB

KKRA Ciamis Gelar Festival Olahraga dan Seni RA se-Kabupaten

Selasa, 15 April 2025 - 09:45 WIB

Angka Putus Sekolah di Ciamis Capai 13 Ribu, Ini Tiga Kategori yang Ditemukan

Kamis, 13 Maret 2025 - 12:48 WIB

Dr Asep Nurwanda Berikan Ceramah Keagamaan di Universitas Galuh Ciamis

Rabu, 19 Februari 2025 - 15:19 WIB

Himpunan Mahasiswa PGPAUD UMT Soroti Efisiensi Anggaran yang Dinilai Berdampak pada Pendidikan

Selasa, 18 Februari 2025 - 17:51 WIB

Matangkan Persiapan, Komisariat 02 Ciamis Gelar Berbagai Kompetisi Pelajar

Selasa, 18 Februari 2025 - 13:56 WIB

Mahasiswa FISIP Unigal Ciamis Jalani Magang MBKM di BKPSDM

Berita Terbaru

error: Content is protected !!